Saat kau membaca ini, kawan...
Akan kau dapati wajahku sepekat malam...
Tiada secercah cahayapun yang kau lihat...
tanyakanlah pada seorang buta bagaimana melihat
dunia...
Maka ia akan menjawab "aku tak melihat dunia
kecuali kegelapan"...
Begitupun dengan wajahku, hatiku, jiwaku,...
Saat kau membaca ini, kawan...Ku yakini kau akan
meringis melihat keadaanku...Dengan wajah pucat pasi, dengan badan tersisa
tulang, dengan tubuh berbalut noda, dengan bau bangkai yang menyesakkan dada...
Jangan kau tanya mengapa aku begini...
Karena suaraku tercekat di kerongkongan, tak mampuku
berucap...
Lihatlah bola mataku, masuklah kedalamnya...
Maka akan kau lihat adegan adegan masa laluku...
Akan kau lihat bagaimana angkuhnya aku berpijak di
muka bumi...
Akan kau lihat bagaimana aku menjerumuskan diri pada
kenistaan...
Saat kau membaca ini, kawan...Sungguh akan kau temui
aku dalam kesepian, kesunyian, kehampaan...
Jangan lagi kau tanya mengapa...
Karena tiada satupun yang menyukai bau bangkai...
Dan tolonglah, tolong lihat mataku yang berkaca,
lihatlah wajahku yang mengiba...
Aku jemu dengan diriku yang sekarang...
Jadilah pendampingku, kawan...
Tuntunlah aku menuju 'taman indah itu'...
Jadilah lilin redupku, yang karenamu aku mampu bedakan
haq dan bathil...
Yang karenamu aku tak lagi jatuh pada 'jurang nista
itu'...
Tolonglah aku, kawan...
Minggu
siang, Masalembo
8 September 2013