Senin, 09 September 2013

Jadilah Lilin Redupku



 Saat kau membaca ini, kawan...


Akan kau dapati wajahku sepekat malam...
Tiada secercah cahayapun yang kau lihat...
tanyakanlah pada seorang buta bagaimana melihat dunia...
Maka ia akan menjawab "aku tak melihat dunia kecuali kegelapan"...
Begitupun dengan wajahku, hatiku, jiwaku,...

Saat kau membaca ini, kawan...Ku yakini kau akan meringis melihat keadaanku...Dengan wajah pucat pasi, dengan badan tersisa tulang, dengan tubuh berbalut noda, dengan bau bangkai yang menyesakkan dada...
Jangan kau tanya mengapa aku begini...
Karena suaraku tercekat di kerongkongan, tak mampuku berucap...
Lihatlah bola mataku, masuklah kedalamnya...
Maka akan kau lihat adegan adegan masa laluku...
Akan kau lihat bagaimana angkuhnya aku berpijak di muka bumi...
Akan kau lihat bagaimana aku menjerumuskan diri pada kenistaan...

Saat kau membaca ini, kawan...Sungguh akan kau temui aku dalam kesepian, kesunyian, kehampaan...
Jangan lagi kau tanya mengapa...
Karena tiada satupun yang menyukai bau bangkai...
Dan tolonglah, tolong lihat mataku yang berkaca, lihatlah wajahku yang mengiba...
Aku jemu dengan diriku yang sekarang...
Jadilah pendampingku, kawan...
Tuntunlah aku menuju 'taman indah itu'...
Jadilah lilin redupku, yang karenamu aku mampu bedakan haq dan bathil...
Yang karenamu aku tak lagi jatuh pada 'jurang nista itu'...
Tolonglah aku, kawan...
                                                                                                                Minggu siang, Masalembo
                                                                                                                8 September 2013